Komunikasi Interpersonal dengan
Kerabat
A.
Pengertian Kerabat
Secara umum, apa
yang dimaksud kerabat diungkapkan oleh Robert R Bell (dalam Ihromi, 2004) yaitu
:
·
Kerabat
dekat (conventional kin) yang terdiri
dari individu yang terikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi atau perkawinan. Individu yang tergabung dalam karabat dekat
adalah orang tua, anak, saudara,
mertua, dan ipar.
·
Kerabat
jauh (discretionary kin) terdiri dari
individu yang terikat dalam keluarga,
adopsi, dan perkawinan. Ikatan ini jauh lebih lemah dibandingkan
dengan kerabat dekat. Anggota kerabat
jauh sering tidak menyadari adanya hubungan keluarga tersebut. Biasanya terdiri atas paman, bibi,
keponakan, sepupu.
·
Orang
yang dianggap kerabat (fictive kin),
yaitu orang yang dianggap memiliki hubungan khusus, misalnya hubungan antar teman akrab
B.
Komunikasi Interpersonal Mertua dengan Menantu
"Perseteruan” menantu perempuan dan
ibu mertua terjadi di bagian dunia manapun.
Mertua sering distereotypekan negatif.
Bahkan seorang mertua perempuan lebih dianggap sebagai orang yang sangat
cerewet.
Berbagai persoalan menjadi sebab tidak
harmonisnya hubungan mertua-menantu. Di
bawah ini beberapa penyebab persoalan seputar mertua dan menantu
1. Perbedaan Nilai dan Sikap
Hal
utama yang sering menimbulkan perdebatan pendapat bahkan pertengkaran antara
menantu dan ibu mertua lebih kepada komunikasi yang tidak berjalan mulus
2. Terlalu Menuntut
Hal
lain yang menjadi penyebab pertengkaran adalah keinginan ibu mertua yang
berharap agar menantu perempuannya memperlakukan dan memanjakan anak
laki-lakinya sebaik dirinya (bahkan ibu mertua biasanya ikut campur dalam
urusan cucu
3. Terlalu Mencampuri Urusan Rumah Tangga
Anak
Di
sisi lain, menantu perempuan biasanya
tidak suka jika urusan rumah tangganya dicampuri oleh orang lain, bahkan mertua dan orang tuanya sendiri.
4. Kurang kematangan pihak-pihak keluarga
yang baru
Mertua
menganggap bahwa menantu adalah orang lain sedangkan menantu menganggap bahwa
mertua adalah orang lain.
C.
Peran
Mertua dalam Rumah Tangga
Positif thinking tentang mertua menjadi
penting Yakinlah bahwa seorang mertua akan memberikan dampak positif bagi
keluarga, bukan negatif. Berikut pendapat
dari Kathleen sebagai bukti kepositifan mertua
1.
Kehadiran
mertua secara psikologis ikut menjamin derajat kesenangan dan stabilitas
pasangan baru.
2.
Pengalaman
dan pengetahuan mertua sangat berharga.
3.
Memberikan
rantai masa silam
4.
Kehadiran
mertua akan membantu menumbuhkan kepribadian yang normal dari anak-anak
Selain faktor-faktor tersebut, tentu mertua memiliki andil yang sangat
tinggi terhadap hadirnya rumah tangga. Andil tersebut antara lain persetujuan
terhadap pernikahan, bagian dari dua
keluarga yang bertemu dan bersahabat satu dengan lainnya.
D.
Rusaknya
Hubungan Mertua dengan Menantu
Dengan adanya konflik yang berkepanjangan, ada kemungkinan hubungan mertua menantu
menjadi rusak. Beberapa faktor yang
menyebabkan rusaknya hubungan mertua dan menantu diantaranya :
1.
Faktor
budaya
Faktor budaya lebih pada pemahaman yang
keliru tentang tanggung jawab orang tua dan anak.
2.
Faktor
ketidakmandirian anak setelah menikah
Kebalikan dari yang pertama, bahwa dalam hal ini banyak pasangan menikah
tetapi masih tinggal di rumah orang tua,
serta secara finansial juga belum mandiri. Dengan adanya campur tangan ini, maka tidak salah apabila orang tua masih
mencampuri urusan rumah tangga anaknya.
3.
Faktor
ketidakmampuan seseorang membangun relasi antar pribadi
Kondisi yang mudah tersinggung, pesimis,
negatif thinking, lebih menyebabkan munculnya perselisihan bukan hanya keluarga
tetapi juga orang lain.
4.
Faktor
kepemilikan
Hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman terhadap agama. Dalam agama
Islam, ketika anak perempuan menikah, ia menjadi milik suaminya tetapi jika
anak laki-laki menikah, ia tetap milik ibunya.
E.
Komunikasi
Interpersonal yang Ideal Antara Mertua Menantu
Ada beberapa tips yang bisa dijadikan
acuan manakala ada keinginan untuk memperbaiki hubungan (Kahleen,1999:223-226) :
1. Bila menjadi seorang mertua
a.
Bersikap
jujur dan wajar
Berbicara secara wajar atau berbicara apa
adanya justru akan menimbulkan suatu penghargaan bukan kebencian.
b.
Perhatikan
hak suami istri dan jangan memaksakan kehendak
Jangan terlalu berambisi untuk masuk dalam
urusan rumah tangga anak karena siapa tahu ternyata mereka menjadi
terganggu. Hormatilah privasi mereka
sebagai kepala rumah tangga atau ratu rumah tangga. Selalu peka untuk mengetahui segala keinginan
dan tidak memaksakan diri adalah tindakan yang bijaksana dari seorang
mertua.
c.
Tidak
menuntutnya
Suatu kebahagiaan dan kepuasan anak, ketika mertuanya tidak banyak menuntut tetapi
memiliki pengertian penuh kepada anaknya.
d.
Perlakuan
yang sama antara anak dan menantu
e.
Tidak
mengkritik seseorang di depan orang lain
Lebih baik diajak berbicara secara langsung bagaimana
baiknya, atau peringatkan empat
mata, sehingga yang bersangkutan tidak
merasa sakit hati.
f.
Tidak
mencampuri urusan rumah tangga kecuali diminta
Serahkan semuanya kepada Tuhan agar anak diberikan
kemudahan dan kebijaksanaan dalam menentukan langkah bagi hidup mereka
g.
Puas
dengan kedudukan seorang nenek
Seorang nenek yang bijaksana akan selalu
bersikap lemah lembut, kasih
sayang, ramah dan menerima peranannya
sebagai nenek. Pada kebanyakan
budaya, menganggap seorang nenek adalah
manusia istimewa yang sangat sedikit berbuat salah. Dengan keistimewaannya ini, tidak sedikit
cucu-cucu yang lebih merasa dekat dengan kakek neneknya dibandingkan orang tua
mereka.
2. Bila menjadi seorang menantu
a. Mengembangkan sikap
optimis
Beralihlah kepada sikap positif,
berpikir positif, dan perilaku positif kepada mertua.
b. Kembangkan sikap memiliki,
mengakui, dan menghormati mertua
Terapkan pemahaman agama yang kuat, bahwa mertua adalah orang tua yang selamanya
harus kita anggap sebagai orang tua kandung.
Semua hak dan kewajiban yang melekat dari anak kepada orang tua harus
diterapkan pada mertua.
c. Menerima mertua
sebagai bagian dari keluarga
Mertua bukan orang lain lagi,
tetapi orang tua sebagaimana orang yang melahirkan kita.
d. Komunikasikan dengan terus terang
harapan, serta keterbatasan
Dengan mengkomunikasikan keterbatasan serta harapan-harapan kita
pada orang lain akan menghindarkan salah paham.
e. Bila terjadi salah paham, teruslah mengkomunikasikannya dengan
pendekatan pemecahan masalah yang tepat.
F.
Komunikasi
Mertua dengan Menantu dalam Perspektif Islam
Beberapa
harapan yang bisa membangun keharmonisan komunikasi mertua menantu antara lain :
1.
Harapan
menantu kepada mertua
·
Hargailah
kemerdekaan rumah tangga kami
·
Berperilaku
adil
·
Jangan
pengaruhi untuk bercerai
·
Berkahilah
anak
·
Jauhkan
anak kami dari yang
·
Bantulah
kami mendidik agama anak
·
Bantulah
kesejahterahan rumah tangga
·
Doakanlah
untuk menjadi orang yang baik
2.
Pesan
mertua kepada menantu perempuan
·
Taatlah
perintah suamim
·
Layani
kebutuhan biologis suamimu dengan baik
·
Bantulah
agama suamimu
·
Cegahlah
suamimu mencari rizki yang haram
·
Jagalah
kehormatan suamimu
·
Jagalah
harta suamimu
·
Buatlah
suamimu betah di rumah
·
Lapangkanlah
hubungan suami dengan saudaranya
No comments :
Post a Comment